Aceh Itu di-Bom, Bukan Tsunami

Mungkin memang bencana Tsunami di Aceh sudah selesai semenjak bertahun-tahun yang lalu, tapi belakangan muncul berita yang mengklaim bahwa ada misteri mengejutkan di belakang Tsunami di Aceh. Berita tersebut memberi klaim bahwa ternyata ada negara lain yang harusnya bertanggung jawab akan apa yang terjadi pada Serambi Mekkah milik Indonesia tersebut, yaitu siapa lagi selain Amerika Serikat, sebuah negara adikuasa yang memiliki kemampuan melakukan hal-hal yang tidak bisa terpikir oleh negara-negara lainnya.

image

Cerita tersebut biasanya dimulai dengan perkataan yang disinyalir berasal dari Dr. Eggi Sudjana yang pada saat itu menjabat sebagai kepala dari Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia yang selanjutnya akan disingkat menjadi PPMI. Kutipan tersebut mengakatan bahwa ternyata bencana tsunami Aceh yang terjadi di Naggro Aceh Darussalam bukanlah tanda dari kemarahan alam, melainkan hasil dari sebuah percobaan senjata di dasar laut. Senjata tersebut dikhawatirkan adalah sebuah bom termonuklir, yang ledakannya lah menjadi alasan mengapa bisa ada gelombang yang amat besar menyapu habis Aceh pada tahun itu.

Pendapat yang diberikan oleh Dr Eggi yang berkenaan dengan terbongkarnya misteri rahasia tsunami Aceh ini dikemukakan kepada sebuah media yang bernama Wawasan yang kemudian menjadi awal mula bagaimana cerita ini terbentuk. Pada saat itu diperkirakan Dr. Eggi baru selesai mengikuti rapat dialog yang ada hubungannya dengan bagaimana pemerintahan presiden SBY pada saat itu di Solo. Dr. Eggi menambahkan bahwa ia yakin dengan amat sangat bahwa memang diindakiskan Amerika Serikat dan beberapa kapal perang yang dimilikinya ada di belakang semua ini, dan salah satu nama dari kapal perangnya pada saat itu adalah USS Abraham Lincoln.

Dari penjelasan lanjutan yang diberitakan oleh Dr. Eggi, diketahui bahwa ada kemungkinan Amerika sudah mengeluarkan peringatan untuk tidak bepergian ke Indonesia selama sementara waktu, khususnya ke daerah Aceh. Yang semakin jadi misteri bagi Eggi adalah bagaimana kapal perang dari Amerika Serikat sendiri bisa masuk ke dalam perairan Indonesia. Dengan kata lain, pihak Indonesia sendiri mengetahui bahwa adanya kapal asing di perairan Indonesia kala tsunami Aceh sedang terjadi.

image

Lagi-lagi dari Dr. Eggi, dilansir bahwa pihak Al Jazeera memberitakan bahwa yang terjadi di Aceh bukanlah sebuah tsunami biasa, melainkan akibat sebuah bom helium yang amat mematikan. Diduga juga bahwa India sudah terlebih dahulu mengetahui apa yang akan terjadi karena mereka punya sebuah alat untuk membedakan gempa biasa atau gempa yang dibuat-buat oleh pihak Amerika Serikat. Karena itu juga, Eggi semakin yakin bahwa yang terjadi di Aceh diakibatkan oleh sebuah senjata termonuklir yang memang sengaja diledakkan di tempat itu.

Eggi menutup pernyataannya dengan dugaan bahwa Amerika Serikat ingin mendirikan pusat militer di tempat itu.

Pemerintah India mengetahui sepenuhnya dengan baik bahwa itu bukan sebuah gempa bumi “normal”. Pada tanggal 27 Desember, India menolak untuk bergabung dengan rencana eksklusif ‘club of four’ George Bush, yang akan secara efektif menarik kekuatan nuklir Asia ini keluar dari koalisi barunya dengan Russia, China dan Brazil. Pada tanggal 28 Desember Pemerintah India dengan sopannya memperingatkan militer Amerika untuk tetap tidak memasuki wilayah kedaulatannya, dan pada tanggal 29 Desember Editorial India Daily secara umum mempertanyakan sifat dasar kejadian tersebut: Apakah ini sebuah pameran kekuatan oleh sebuah negara untuk memperlihatkan malapetaka apa yang biasa diciptakan di wilayah ini?

“Dengan tingkat kerusakan yang ada dan sebagai fakta bahwa India merupakan kekuatan regional di Asia Tenggara, Angkatan Laut India bertanggungjawab untuk melakukan penyelidikan dan memberitahukan hasilnya ke seluruh dunia, apa yang telah mereka temukan .”

Konspirasi Tsunami di Aceh di ungkapkan oleh seorang Mualaf. Silakan melihat videonya:

Tsunami Aceh adalah Rekayasa HAARP

Seandainya Cut Nya Dien masih ada, entah air mata apa yang akan dijatuhkan ke atas tanah Aceh. Saudara- saudara kita di sana sejak 1970-an tidak pernah merasakan kebahagiaan yang sama dengan apa yang telah dinikmati oleh propinsi lain di seluruh Indonesia, akibat rekayasa politik pertikaian GAM dengan tentara-tentara Soeharto, pembunuhan, pemerkosaan, hingga munculnya tsunami yang menghancurkan tanah Aceh dan membunuh ratusan ribu rakyat tak berdosa.

Ketika pak Amien Rais menjelaskan bagaimana Freeport memantapkan cengkeramannya di Papua dengan menguasai hak konsesi hampir seluruh wilayah pertambangan emas dan tembaga, mengeruk kekayaan rakyat dan menyisakan 9.36% untuk pemerintah dan hanya 1% untuk rakyat Papua, saya lalu bertanya-tanya “bila korporatokrasi Amerika ini bisa menguasai wilayah paling timur Indonesia, maka kenapa mereka tidak bisa menguasai Wilayah Paling Barat?”

“Kalau boleh berterus terang, Aceh ini sebagai salah satu daerah pemegang saham terbesar di Republik Indonesia. Maka sebagai pemegang saham terbesar, jika Aceh menarik sahamnya, tentu RI akan guncang seguncang-guncangnya. Apalagi kalau pemegang saham yang kecil-kecil pun ikut menjadi makmum, tentu kita akan mengucapkan: Innalillahi wa inna ilaihi rajiun buat Republik Indonesia.”

(Amien Rais, 1999)

Kita tidak bicara tentang bagaimana pasir kuarsa Riau dijual di bawah US 2 permeter kubik kepada Singapura yang kemudian mengembangkan wilayahnya lalu membangun apartemen di atas pasir-pasir itu dan menjualnya lagi justru kepada orang-orang kaya Indonesia dengan harga di atas US 1000/meter. Kita juga tidak bicara tentang Pulau Kalimantan, jagad rayanya mineral dan energi, pemilik salah satu deposit karbon terbesar di dunia yang kekayaan tambangnya telah direguk habis oleh Exxon, Chevron, Bumi dan perusahaan-perusahaan afiliasi zionis lainnya. Pula, kita tidak bicara tentang ratusan ton emas yang dikeruk NHM di Maluku Utara namun propinsinya disebut-sebut sebagai salah satu propinsi paling tertinggal di Indonesia. Kita tidak bicara tentang Wakatobi, pusat karang dunia terindah yang mengalahkan Great Barrier Reef di Australia dan Blue Hole yang ajaib di Belize, namun pemerintah bahkan tidak bisa menunjukkan di mana Kepulauan Wakatobi di dalam peta.

Mari sejenak kita tengok ke barat, Aceh, serambi mekah, salah satu pusat perdagangan Islam dan jalur ‘sutera’ para pedagang India dan Arab, satu-satunya tempat di mana syariat Islam ditegakkan. Apa yang dimiliki oleh Aceh? Masya Allah,……….Potensi minyak hidrokarbon di timur laut Simeulue itu ternyata diperkirakan mencapai 320 miliar barrel, jauh di atas cadangan minyak Arab Saudi yang hanya memiliki volume 264 miliar barrel. Selain itu terdapat potensi tenaga panas bumi di Jaboi, Sabang, serta emas, tembaga, timah, kromium dan marmer di Pidie. Perut bumi Aceh juga menyimpan tembaga alam seperti Native Cupper, Cu, Chalcopirit, Bornit, Chalcosit, Covellit dan biji tembaga berkadar tinggi lainnya.

Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini,

  1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak seperti tsunami di Aceh.
  2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Perhatikan Mayat-mayat Tsunami Aceh yang menghitam dibawah ini
  3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
  4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia. Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak.

Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Anehnya, rancangan Tesla ini hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah.

Apa yang pernah kami jelaskan sebelumnya sebenarnya berada di luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasi Hollywood, sebagaimana sosok orang terbelakang yang pada saat itu tidak pernah percaya pada Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi nuklir di kemudian hari.

HAARP dan tsunami Aceh mungkin hanya menjadi bahan tertawaan kita. Konspirasi memang selalu memiliki alasan untuk membenarkan dirinya sendiri, namun bagi saya pribadi konspirasi adalah bagaimana kita melihat dengan cara pandang yang berbeda. Apa pun itu, kerusakan oleh tangan-tangan manusia di muka bumi yang berhasil membunuh ratusan ribu rakyat Aceh, yang kemudian menguasai gas alam dan minyak bumi pertiwi melalui perusahaan-perusahaan seperti Ber-Awick, Exxon dan Rio Tinto, kekuatan nuklir luar biasa itu ternyata TETAP TIDAK MAMPU MENJATUHKAN 20 MASJID ACEH yang masih berdiri tegak sampai sekarang.


Selanjutnya: Aceh Itu di-Bom, Bukan Tsunami (bagian 2)

Satu tanggapan »

  1. […] Artikel lanjutan dari Aceh Itu di-Bom, Bukan Tsunami […]

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.