Umat Islam Jangan Terpancing

1. Isu Pembubaran Ormas

Menteri Agama M. Maftuh Basyuni meminta seluruh umat Islam untuk tidak terpancing dengan isu-isu yang kebenarannya belum terbukti serta tetap berusaha menjaga persatuan dan kesatuan, menyusul rencana pemerintah mengeluarkan peraturan perundangan-undangan yang akan mengatur dan membubarkan ormas Islam yang dinilai telah anarkis, dan dalam hal ini pemerintah dicurigai membawa kepentingan Amerika Serikat.

“Kita dalam hal ini akan transparan, jadi jangan mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak benar itu,” tegasnya ditemui disela-sela International Conference of Islamic Scholars, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (20/6).

Menurutnya, isu tentang keterlibatan pihak tertentu untuk membubarkan ormas-ormas Islam yang identik dengan kekerasan, kemungkinan dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai umat Islam mengalami kemajuan.

“Kenapa mereka berbuat begitu, karena kita umat Islam tidak bersatu,” tandasnya.

Mengenai pertemuan para ulama Internasional selama tiga hari di Jakarta, Maftuh berharap, pertemuan tersebut dapat mengubah kondisi dan cara pandang umat Islam di Indonesia, mempersatukan pemikiran umat Islam didunia, serta menghasilkan kesepakatan yang secara kongkrit dapat diimplementasikan dalam kehidupan umat Islam diberbagai negara.

“Semoga apa yang dibahas menjadi kenyataan, dan jangan hanya menjadi sebuah ide saja, harus dilaksanakan,” ujarnya.

2. Buzzer Pro Ahok

Praktisi Teknologi Informasi, Ichwan Saychu mengingatkan para netizen muslim yang aktif di sosial media yang menuntut agar Ahok diproses secara pidana, lebih berhati-hati dalam memposting komentar-komentar, memei dan lainnya.

Dia melihat adanya orang kuat yang mendukung Ahok yang akan melakukan segala cara menggunakan segala macam instrumen, untuk menjerat masyarakat anti Ahok secara hukum termasuk netizen.

“Saat ini nampaknya bahwa ada kekuasaan yang begitu hebatnya yang melindungi Ahok sehingga, apapun akan digunakan untuk melindungi Ahok dan menghabisi semua lawan politik Ahok tidak terkecuali para netizen yang dianggap anti Ahok. Jadi berhati-hati tidak ada salahnya,” ujar Ichwan di Jakarta, Minggu (6/11).

Ichwan memberikan contoh betapa seorang Buni Yani dibuat seperti seorang pesakitan hanya karena membuang kata “pakai” saja oleh polisi, sementara di lain sisi Polisi selalu mencari-cari alasan untuk tidak memproses seorang Ahok yang menjadi sumber masalah saat ini dengan penistaan Al Quran yang dilakukannya.

“Hanya karena menghilangkan kata “pakai”, Buni Yani pun langsung diproses.Padahal dihilangkan atau tidak kata itu tidak menghilangkan makna dari pernyataan Ahok. Buni Yani diproses tanpa pemerisaan saksi, ahli maupun lainnya. Sementara Ahok, saksi sudah banyak, bukti ada tapi tidak juga diproses bahkan meski sudah dilakukan demo terbesar sepanjang sejarah. Langkah menyalahkan Buni Yani ini juga didukung oleh media-media main stream pro Ahok,” tambahnya.

Dia pun mengingatkan agar umat Islam utamanya yang mengikuti aksi damai pada 4 November lalu untuk tidak terpancing atau mau diprovokasi oleh pernyataan-pernyataan para pendukung Ahok khususnya di sosial media yang mencoba memutarbalikkan fakta. Masyarakat harus yakin bahwa suara pendukung  Ahok di sosial media bukanlah suara sesugguhnya yang mewakili rakyat, tapi kebanyakan hanya suara-suara pesanan.

“Mereka memutarbalikkan fakta dan mencoba memojokkan umat Islam yang melakukan aksi damai seolah adalah demonstran bayaran, perusak taman, perusuh dan lain-lain. Ini mereka sengaja memancing emosi tapi jangan terprovokasi karena sebenarnya kebanyakan dari pendukung Ahok di sosial media adalah orang-orang bayaran atau buzzer yang panik dengan reaksi umat islam saat ini. Saya jamin mereka tidak mau panas-panasan seperti halnya pendemo yang sabar apalagi datang dengan biaya sendiri. Mereka duduk dibelakang komputer saja dibayar kok,” imbuhnya.

Para pendukung Ahok boleh kelihatan banyak di sosial media, tapi menurut Ichwan sebenarnya Ahok tidak memiliki pendukung ril yang signifikan yang bisa mengalahkan jumlah orang yang tidak menyukainya seperti yang diperlihatkan aksi damai.

“Itu yang kerja robot kebanyakan robot, mesin. Satu orang bisa pegang belasan atau puluhan akun sosmed. Mereka tidak ril, hanya ramai di sosmed dan klaim saja,” tegasnya.

Bahkan menurutnya saat ini kelihatan dengan jelas seorang Habieb Rizieq yang kerap mereka hina memiliki pendukug ril yang jauh  lebih banyak dari Ahok yang hanya mengklaim memiliki pendukung 1 juta di Jakarta. Para pendukung Ahok tidak pernah memperlihatkan diri di dunia nyata dan melakukan aksi bela Ahok karena mereka memang tidak banyak jumlahnya.

”Kelihatan kan pas demo kemarin puluhan ormas Islam dengan jutaan pendukungnya hadir secara nyata bersama rakyat, termasuk anggota ormas FPI pimpinan Habieb Rizieq. Ini ril. Coba sekarang para pendukung Ahok buktikan kan katanya ada 1 juta orang yang mendukung dan ada 4 partai yang mendukung untuk lakukan aksi demo bela Ahok.Bisa terkumpul 500 orang saja di Bundara HI sudah top banget.Saya yakin juga banyak kader partai pendukung yang tidak suka Ahok,” tegasnya.

Terakhir dia pun menghimbau para netizen untuk tidak terprovokasi oleh media-media main stream yang memang sejak awal sudah berpihak.

“Media main stream dan penguasa rasanya juga sudah bingung karena makin banyak media anti main stream yang dijadikan sumber berita oleh masyarakat yang tidak lagi mempercayai media main stream.Makanya ada langkah penguasa memblokir media ini.

3. Kader PDIP Tuduh Dikeroyok FPI

img_20170108_151055

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta penegak hukum bertindak atas aksi-aksi sepihak yang selama ini dilakukan Front Pembela Islam (FPI). Menurutnya, pembiaran atas aksi FPI yang menyalahi aturan justru akan memancing reaksi dari kelompok lain.

Hasto mengatakan hal itu menyusul kasus pengeroyokan terhadap pengurus ranting PDIP Grogol, Widodo oleh anggota FPI. Menurutnya, aksi kekerasan dan tindakan main hakim sendiri tak bisa dibenarkan dalam negara hukum.

“Tindakan kekerasan itu tidak manusiawi dan merusak peradaban, bertentangan dengan ajaran mana pun,” katanya melalui layanan pesan singkat, Sabtu (7/1).

Apalagi jika aksi kekerasan itu ada kaitannya dengan proses pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI, kata Hasto, maka demokrasi semakin terancam. Dalam pengamatannya, belakangan ini kekerasan baik verbal maupun fisik seolah menjadi budaya baru.

Menurut Hasto, akhir-akhir ini memang marak hal-hal yang tak mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai bangsa yang santun dan toleran. “Ini gejala yg membuat kita cemas dan harus benar-benar kita waspadai,” lanjutnya.

Selain insiden penganiayaan itu, Hasto juga menyoroti aksi-aksi melanggar hukum lain yang dilakukan oleh FPI. Yang paling sering terlihat adalah aksi simpatisan ataupun aktivis FPI menghadang Calon Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok saat berkampanye.

Hasto menegaskan, pimpinan FPI harus bertanggung jawab terhadap tindak-tanduk anggotanya di lapangan. Jika FPI tidak melakukan langkah-langkah kongkret untuk meredam aksi sepihak anggotanya dan kepolisian tak bersikap, Hasto pun mengkhawatirkan akan ada aksi balasan. “Itu akan memancing reaksi dari kelompok lain,” katanya.

Hasto juga menegaskan bahwa PDIP tidak merasa takut dengan intimidasi. “Sebagai Partai yang solid, kami tidak pernah takut. PDI Perjuangan memiliki kekuatan dari Sabang sampai Merauke,” katanya.

Meski demikian Hasto tetap mewanti-wanti kepada kader-kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu agar tidak terpancing hingga berindak anarkistis. Dia menegaskan, seluruh kader partainya harus menyerahkan kasus pengeroyokan atas Widodo ke kepolisian.

“Percayakan kepada proses hukum, jangan membalas kekerasan dengan kekerasan. Seluruh kader di mana pun harus menahan diri dan menjaga peradaban demokrasi yang baik dengan tidak melakukan hal yang sama dengan anggota FPI,” tegasnya.

Dikeroyok FPI? Benar atau fitnah?

Sekretaris Dewan Syuro DPD FPI DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin membantah tuduhan bahwa anggotanya mengeroyok kader pengurus ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Widodo di Jelambar, Jakarta Barat.

img_20170108_151037

“Tidak ada pengeroyokan yang ada satu lawan satu. Namanya M. Irfan, Qoid LPI (Laskar Pembela Islam) di Kecamatan Gropet (Grogol Petamburan). Ada saksi warga sekitar yang melihatnya,” kata Novel seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (7/1).

Novel mengatakan, perkelahian itu terjadi usai waktu Isya, Jumat (6/1) dan merupakan buntut dari insiden di siang hari saat rombongan calon wakil gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat melewati tempat berkumpul anggota FPI di Jelambar.

Kronologinya, kami kumpul di posko. Dia lewat mampir ke kami, tapi kami tidak mau. Kami bilang lewat saja Pak, tidak usah salaman apalagi mampir soalnya ada media. Takutnya nanti kami dibilang nyambut lagi. Lalu ada yang bilang haram, kubu dia malah bilang tidak haram. Spontan kami bangun semua,” kata Novel berdasarkan laporan dari anak buahnya bernama Hisam Ibnu yang berada di lokasi kejadian.

Widodo telah melapor ke Polres Jakarta Barat karena mengalami luka akibat diduga dikeroyok oleh sekelompok oknum FPI.

“Sekarang sedang kita tangani. Sementara ini divisum dan kemungkinan dirawat,” kata Kepala Polres Jakarta Barat Komisaris Besar Roycke Harry Langie dilansir dari detikcom.

Roycke mengatakan, peristiwa pengeroyokan yang diduga dilakukan hingga 10 orang itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut Roycke, dari penyelidikan sementara terdapat dua terduga pelaku pengeroyokan yaitu pria berinisial I dan F.

“Sementara dari keterangan korban ini kemungkinan 7 sampai 10 (orang). Ada 2 saksi yang melihat kemungkinan pelaku sekitar 10 orang. Ini jadi atensi bagi kami untuk segera melakukan tindakan hukum. Segera ditangkap pelaku,” katanya.

Widodo mengalami luka di bagian mata dan di bagian kepala. Saat ini, dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Taruma, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

4. Pendukung Ahok Setel Musik Keras-Keras Saat massa GNPF-MUI Shalat Dzuhur

Berbagai cara dilakukan massa pendukung Ahok untuk memanas-manasi massa GNPF MUI. Bahkan massa GNPF MUI pun sempat terpancing dengan mendekati massa pendukung Ahok. Meski demikian, akhirnya aparat berhasil meminta massa GNPF MUI kembali ke posisi semula.

Berdasarkan pantauan, massa pendukung Basuki Tjahaja Purnama kerap terlihat memanas-manasi massa dari GNPF MUI. Contohnya ketika masuk waktu Dzuhur, massa yang mendukung Ahok memutar musik dengan keras dan berjoget manakala massa dari GNPF MUI melaksanakan shalat Dzuhur.

Selepas shalat Dzuhur, massa GNPF MUIkembali melakukan orasi dan membaca shalawat. Namun di saat yang bersamaan massa pendukung Ahok justru memutar musik dengan keras sembari berteriak takbir. Alhasil massa GNPF MUI pun terpancing lantaran merasa mereka mengolok-olok shalawat. “Gak bener itu, menyetel musik keras-keras tapi berteriak takbir,” ujar Syifa (43), massa dari GNPF MUI, di depan Gedung Kementan di mana Ahok menjalani sidang, Selasa (3/1/2017).

img_20170108_151649

Hampir saja mereka menggeruduk pendukung Ahok berada di Bumi Perkemahan Ragunan yang berlokasi di seberang Gedung Kementan. Namun Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana turun tangan dan berhsil menghalau massa dari GNPF MUI untuk kembali dan tidak mendekati massa pro Ahok.

“Massa diharapkan kembali ke posisi masing-masing dan tidak melanggar batas yang telah ditentukan,” ujar Suntana seraya memerintahkan Brimob membuat pagar betis di antara massa pro dan kontra Ahok itu.

“Kita jangan terprovokasi, kita mundur. Berdo’a saja semoga Ahok segera ditangkap, Takbir!,” teriak seorang orator yang berada di mobil komando.

5. Tentang Pasien Panti YKAB Yang Dipaksa Hafal Ayat Alkitab

img_20170108_152355

Setelah digerebek oleh Tim Gabungan TNI,Polri,BNNK, F-KUB dan Pemko Binjai, panti rehabilitasi Yayasan Kasih Anugerah Bangsa (YKAB), berbagai cerita terkuak dari balik yayasan yang disebut mengurusi pasien-pasien yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.

Yayasan yang selama ini dikenal tertutup itu rupanya sengaja melakukan hal itu untuk membungkus aksi biadabnya didalam panti agar tidak diketahui dunia luar. Para pasien yang berada didalam panti diperlakukan bak binatang. Mereka yang baru masuk kepanti, langsung disuguhkan aturan yang tidak manusiawi.

Sebagai contoh, aturan yang harus dijalani wajib mereka menghafal ayat-ayat dari sebuah kitab. Meski keyakinan pasien berbeda dengan kitab yang diberikan, namun pihak yayasan mewajibkanya. Bila pasien tidak menghafal maka akan diolesi balsem matanya.

Selain itu, mereka akan dipukuli dengan gagang sapu dengan keras. Bahkan, yang sadisnya lagi, pasien yang dirantai kakinya dengan gembok, disuruh memeluk botol yang berisi air panas mendidik dengan tubuh bertelanjang dada. Beberapa diantara pasien ada yang mengalami luka melepuh akibat perbuatan gila itu.

Sadisnya, mereka yang awalnya masuk kepanti rehabilitasi ini waras menjadi stres dan gila karena mengalami depresi berat disiksa secara terus-menerus. Empat orang algojo peliharaan Yayasan yang menjalankan perbuatan tak manusiawi itu.

Tak berhenti sampai di situ, menurut sejumlah penghuni yayasan yang jumlahnya dibawah seratus lima puluh ini, ada sekitar lima orang yang menghembuskan napas terahirnya karena aksi penyiksaan tersebut. “ Kami seperti hidup dineraka dipanti tersebut, kami disiksa, diperlakukan bak binatang.

“Kalau ini kami sampaikan kepada keluarga yang datang membesuk, maka kami akan disiksa sekembalinya keluarga tadi. Kami dipukuli dengan kejam. Sungguh biadab mereka. Kami merasa sangat bersyukur ahirnya Polisi dan sejumlah pihak mengrebek tempat itu, kami mengucapkan syukur dan terimakasih, karena penderitaan kami ahirnya berahir. “ Ujar salah seorang penghuni yayasan tersebut.

Saat ini setelah yayasan tersebut dinyatakan bermasalah, pemerintah Kota Binjaipun menutupnya. Kasus yang mencegangkan warga Binjai inipun terus mendapat perhatian berbagai kalangan.

Seperti Kamis (29/12/2016) siang, sebanyak 23 orang dari ratusan bekas pasien panti rehabilitasi Yayasan Kasih Anugerah Bangsa, yang beralamat di Jalan Letjend Jamin Ginting, Kelurahan Puji Dadi Kecamatan Binjai Selatan itu, di Syahadatkan oleh tokoh agama kota Binjai

Syahadat di pimpin oleh H Ahmad Nasir, selaku ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (F-KUB) Kota Binjai, di dampingi oleh Kepala BNNK Binjai AKBP Safwan Khayat, Kapolsek Binjai Kota Kompol RS Ritonga, serta Sekjen MUI, Jafar Siddik.

ketua F-KUB Kota Binjai, H Ahmad NasiR, mengatakan, di Syahadatkan karena terindikasi ada pemindahan keyakinan ke satu agama. “Mereka pertama masuk ke panti rehabilitasi disuruh untuk menghapal kitab Inzil, kalau gak bisa menghapal maka matanya akan di kasi Balsem Geliga.

‘Kalau kita tau dirinya seorang muslim maka akan kita selamatkan,” tegasnya.

“Bahkan menurut informasi yang kami dapat, ada pasien yang meninggal karena di pukuli,” sambungnya. Begitu juga dengan Kepala BNNK Binjai AKBP Safwan Khayat, dirinya mengatakan ada indikasi pemukulan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

“Ada indikasi seperti itu, namun biarlah aparat hukum yang menyelesaikan semuanya, jangan sampai kita terprovokasi,” ucapnya. Adanya indikasi pasien yang meninggal akibat di pukuli para pengawas yayasan Kasih Anugerah Bangsa di perkuat oleh ucapan pasien yang bernama Okky Ramadhani Ginting (29).

Okky menambahkan, terdapat 5 orang yang meninggal dunia selama dirinya menjadi pasien untuk menjalani Rehabilitasi Narkoba.

“Seingat saya yang meninggal dunia ada lima orang, yang saya ingat namanya diantaranya Akiat Warga Lincun, Asiang warga pajak Ikan Binjai, Moses Sitepu warga simpang Simalingkar, Agus Ramadhan warga namutrasi , dan Junaidi Tarigan,” ucap Okky Ramadhan Ginting di temani Aris Tobing, yang keduanya merupakan penghuni dari Panti Rehabilitasi Yayasan Kasih Anugerah Bangsa.

6. Tentang Dugaan Penistaan Agama Habib Rizieq

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab menilai adanya upaya pemerintah untuk bermain hukum. Ia pun mengatakan, upaya pemerintah ini merupakan jalan yang harus dilalui untuk menuju revolusi ?

Hal itu ditegaskan Rizieq Syihab dalam situs resminya, http://www.habibrizieq.co, berjudul “Ancaman Luhut Binsar Panjaitan (LBP) Terhadap Habib Rizieq Tidak Main-Main”

Dalam situs tersebut, Rizieq menyatakan :

Polda Metro Jaya dan Polda Jabar mulai dimainkan Rezim untuk memproses hukum Habib Rizieq dengan kasus apa saja.

Polda Metro Jaya dengan sigap memproses laporan PP PMKRI tentang Da’wah Habib Rizieq terkait Allah tidak beranak dan kalau beranak siapa bidannya.

Bahkan Polda Metro Jaya mendorong Bank Indonesia (BI) agar melaporkan juga Habib Rizieq terkait protes Ada Palu Arit PKI di uang kertas RI.

Polda Jabar pun akan memproses kembali laporan Pendukung Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi terkait Sampurasun.

Bahkan Polda Jabar mulai memproses laporan Sukmawati terkait kritik Habib Rizieq terhadap rumusan Pancasila Soekarno yang jadikan KETUHANAN sebagai SILA TERAKHIR alias SILA BUNTUT, dalam ceramah ilmiah Habib Rizieq tentang perjuangan para Ulama NU dan Muhammadiyah serta SI di Sidang BPUPKI Tahun 1945 yang telah berhasil memperjuangkan KETUHANAN sebagai SILA PERTAMA dalam Pancasila.

LUAR BIASA … !!!

Laporan umat Islam Jabar terhadap Dedy Mulyadi terkait penistaan agama dipeti-eskan.
Laporan masyarakat terkait ijazah palsu Sukmawati tidak ditindak-lanjuti.

Laporan rakyat terhadap Korupsi Ahok dibungkam, sedang terkait penodaan agama harus melalui Aksi Bela Islam 1, 2 dan 3 baru bisa sampai pengadilan.

Itu pun masih saja ada upaya Rezim melindungi Ahok.

Mungkinkah ini menjadi jalan yang harus dilalui untuk menuju REVOLUSI …. ???!!!,”

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Jakarta Foreign Correspondents Club mengatakan bahwa pemerintah tidak kalah dalam perjuangan melawan radikalisme meskipun kelompok-kelompok Islamis garis keras menarik ratusan ribu orang untuk melakukan protes melawan gubernur Jakarta.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemerintah perlu memperkuat ideologi negara Pancasila, yang sila-silanya termasuk Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia. Ia mengatakan Pancasila telah diabaikan sejak mundurnya Soeharto tahun 1998.

Mungkinkah semua ini bagian dari Fitnah Akhir Zaman?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai nabi terakhir sudah memberikan banyak isyarat dan tanda menjelang dekatnya akhir zaman dan datangnya kiamat besar. Riwayat-riwayat itu bercerita tentang fitnah, petaka, huru-hara, peperangan dan pembunuhan.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا سُيُوفَكُمْ بِالْحِجَارَةِ فَإِنْ دُخِلَ يَعْنِي عَلَى أَحَدٍ مِنْكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ

“Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun dipagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu, jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil–pent).”  [HR. Abu Dawud (4259), Ibnu Majah (3961) Al-Fitan, Ahmad (19231), dan Hakim]

Dalam sebuah hadits disebutkan: “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan.”  [HR. Bukhari (3279) Bad’ul-Khalqi, Muslim Al-Fitan wa Asyrathu’s-Sa’ah]

Secara bahasa fitnah bisa bermakna ujian, cobaan, bala’, bencana dan siksaan. Pada riwayat di atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam memberikan peringatan kepada umatnya agar mewaspadai adanya fitnah yang bisa menggoncang keimanan mereka.

Penggambaran fitnah laksana potongan malam yang amat pekat itu menunjukkan betapa berat dan berbahayanya fitnah itu. Ini merupakan peringatan penting bagi setiap Muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad merupakan tanda dekatnya akhir zaman.

Tentang fitnah yang bisa membuat kaum Muslimin terperosok pada kekufuran setelah keimanannya diperkuat dalam riwayat yang menjelaskan tentang kemunculan fitnah duhaima’. Riwayat tentang fitnah duhaima’ bercerita tentang masa-masa yang akan dihadapi oleh kaum Muslimin menjelang keluarnya Dajjal untuk menebar fitnah dan huru-hara.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallambersabda: “Setelah itu akan terjadi fitnah Duhaima’, yang tidak membiarkan seorang pun dari umat ini kecuali akan ditamparnya dengan tamparan yang keras. Ketika orang-orang mengatakan, “Fitnah telah selesai”, ternyata fitnah itu masih saja terjadi. Di waktu pagi seseorang dalam keadaan beriman, namun di waktu sore ia telah menjadi orang kafir. Akhirnya manusia terbagi menjadi dua golongan: golongan beriman yang tidak ada kemunafikan sedikit pun di antara mereka, dan golongan munafik yang tidak ada keimanan sedikit pun di antara mereka. Jika hal itu telah terjadi, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya.”  [HR. Abu Dawud no. 3704, Ahmad no. 5892, dan Al-Hakim no. 8574. Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi]

Hadits di atas mengisyaratkan hakikat fitnah Duhaima’ akan meluas mengenai seluruh umat ini. Meskipun manusia menyatakan fitnah tersebut telah berhenti, ia akan terus berlangsung dan bahkan mencapai puncaknya.

Beliau menerangkan tentang efek yang ditimbulkan oleh fitnah ini, yaitu munculnya sekelompok manusia yang di waktu pagi masih memiliki iman, namun di sore hari telah menjadi kafir. Ini merupakan sebuah gambaran tentang kedahsyatan fitnah tersebut. Fitnah ini akan mencabut keimanan seseorang hanya dalam bilangan hari, dan ini juga merupakan sebuah gambaran betapa cepatnya kondisi seseorang itu berubah.

Tentang hakikat dari fitnah ini, ada dua gambaran yang paling mendekati bentuknya, yaitu fitnah demokrasi sekuler liberal dan fitnah perang global melawan terorisme. Kedua fenomena ini adalah wujud yang paling mendekati semua ciri yang termuat pada fitnah Duhaima’.

Kedua fitnah ini pula yang paling berpotensi menjadikan seorang masih beriman di pagi hari namun tanpa sadar menjadi kafir di sore hari.

Mengapa demikian?

Jika fitnah kegelapan Duhaima’ itu ada pada ideologi demokrasi sekuler, maka fenomena yang paling nyata pada fitnah ini adalah penolakan terhadap hukum Allah. Seorang yang masuk dalam perangkap fitnah ini bisa tervonis kafir lantaran menolak syari’at Allah dan menjadikan suara mayoritas yang menentang hukum Allah sebagai dasar hukum yang konstitutif.

Sedangkan pada kasus perang global atas terorisme maka mereka yang masuk dalam barisan musuh musuh Allah untuk memerangi kaum Muslimin bisa terancam vonis kafir. Sebab hakikat perang atas terorisme yang disuarakan oleh Amerika dan sekutunya adalah perang terhadap syari’at Islam dan penegakknya. Maka, siapapun yang bergabung dalam barisan musuh untuk memerangi kaum Muslimin, sungguh ia telah melakukan hal-hal yang membatalkan keislamannya.

Demikanlah dahsyatnya fitnah Duhaima’, fitnah akhir zaman yang membuat orang berbolak balik hatinya. Ekstrimnya, mereka yang terperangkap dalam fitnah ini pagi hari masih membaca Al-Qur’an di masjid, namun di sore hari sudah melakukan kebaktian di gereja. Di pagi hari masih menutup aurat dengan jilbabnya, namun di sore hari sudah berganti pakaian ala artis barat yang menyingkat auratnya.

Betapa cepatnya perubahan keimanan itu; pagi beriman sore kafir. Orang Jawa bilang; pagi delesore tempe. Wallahu a’lam bish shawab.

Konklusi

(Tetapi) Karena mereka (ahli kitab) melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah kalimat (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat),
maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (jangan kita membencinya, tapi lihatlah apa yg dia kerjakan untuk membuat umat islam bangun dari kesadarannya) (QS. 5:13)

Referensi

Satu tanggapan »

  1. sayyid berkata:

    Assalamualaikum wr.wb,
    Ahok itu sebenarnya yahudi.

    wassalamualaikum wr.wb,

    ustad sayyid.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.